Integrasi Pendidikan Karakter Bangsa melalui Pembelajaran Aktif
Undang Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, rumusan tersebut mengisyaratkan bahwa Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa menjadi sentral penyelenggaraan Pendidikan Nasional, selain amanat Undang – Undang, Pendidikan Karakter Bangsa juga dilatar belakangi oleh realita bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa. Maka pendidikan Karakter Bangsa dikembangkan kembali sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.
Dalam pendidikan Karakter Bangsa, ada 18 nilai – nilai karakter yang harus diinternalisasikan kedalam jiwa pendidik dan peserta didik yaitu:(1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12)Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab. Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Agar nilai – nilai karakter tersebut dapat diinternaliasikan pada peserta didik, sejatinya proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan mencakup seluruh potensi individu peserta didik (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat, Maka Strategi pembelajaran yang relevan untuk menumbuhkan nilai-nilai pendidikan karakter di Sekolah adalah Strategi Pembelajaran Aktif, karena dengan pembelajaran aktif, peserta didik akan menggunakan seluruh potensi dalam dirinya saat belajar. Hal ini sejalan dengan Permendiknas Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa “Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Ciri – ciri pembelajaran Aktif
Ciri-ciri atau indikator terjadinya pembelajaran aktif adapt ditunjukkan pada hal sebagai berikut (1) Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain. (2) Kegiatan belajar menarik minat peserta didik. (3) Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik. (4) Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. (5) Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif. (6) Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman. (7) Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya. (8) Mendorong peserta didik melakukan eksplorasi (penjelajahan). (9) Mendorong peserta didik mengekspresi gagasan dan perasaan secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian, dan / atau permainan. (10) Mendorong peserta didik agar tidak takut berbuat kesalahan. (11) Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar. (12) Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri), pasangan, kelompok, dan / atau seluruh kelas. (13) Mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan sosial. (14) Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera. (15) Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatan belajar. (16) Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan, penyelidikan, permainan peran, permainan (game). (17) Mendorong peserta didik melalui penghargaan, pujian, pemberian semangat. (18) Hasil kerja (karya) peserta didik dipajangkan. (19) Menerapkan teknik bertanya guna mendorong peserta didik berpikir dan melakukan kegiatan.(20) Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas pertanyaan. (21) Mendorong peserta didik menemukan sendiri.(22) Peserta didik pada umumnya berani bertanya secara kritis.
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran aktif
Pendidikan Karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran aktif, ada beberapa nilai- nilai karakter yang dapat diintegrasikan dalam bentuk pembelajaran ini sebagai contoh misalnya : (1) Kerjasama atau Gotong Royong; (2) Kerja Keras; (3) Menghargai; (4) Bertangung Jawab; dan (5) Adil, dan lainnya. Peserta didik tidak harus disampaikan melalui lisan tentang nilai – nilai karakter yang akan mereka pelajari, namun guru mengarahkan peserta didiknya untuk melakukan sesuatu yang memiliki nilai – nilai karakter didalamnya, sehingga tanpa disadari oleh peserta didik ia telah melaksanakan dan mempelajari nilai – nilai karakter bangsa.
Model- Model Pembelajaran Aktif
Banyak model pembelajaran aktif yang dapat dipraktekkan untuk menginternalisasikan nilai – nilai karakter kepada peserta didik, diantaranya ; menonton video, ular tangga, examples non examples, kepala bernomor, Kepala bernomor struktur, Jigsaw (model tim ahli), (pembelajaran berdasarkan masalah) dan Mind mapping
Sebagai contoh misalnya menonton film maka pembelajaran ini akan mampu menginternalisasikan nilai karakter Visioner, Tanggung Jawab, Disiplin, Peduli, Kerjasama, Adil, Jujur. Maka untuk model pembelajaran ini guru dapat melakukan langkah – langkah (1) Guru menyiapkan murid dengan melakukan gerak dan lagu, (2) Guru menayangkan Video dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa video, (3) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa video tersebut dengan memunculkan karakter-karakter apa yang ada dan dicatat pada kertas , (4) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya (4) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai (5) Kesimpulan/rangkuman, contoh lainnya adalah Ular Tangga dimana guru menjadikan permainan ular tangga sebagai sarana belajar siswa, guru harus melakukan beberapa langkah yaitu pertama, Guru mempersiapkan Ular Tangga sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua, Guru memberi petunjuk kepada siswa cara memainkan Ular Tangga yang menggunakan siswa sebagai pemainnya langsung. Ketiga, Guru memberi petunjuk pada siswa untuk melakukan aktifitas yang ada pada gambar di Ular Tangga dan terakhir Kesimpulan. Dalam model ini nilai – nilai karakter yang dapat diintegrasikan adalah Religius, Displin dan Kerjasama
0 comments:
Posting Komentar