Cari Blog Ini

Jumat, 17 Februari 2012

Revitalisasi Pramuka dan Karakter Bangsa


Revitalisasi Pramuka dan Karakter Bangsa

Banyak yang menilai, gerakan pramuka saat ini kurang diminati. Kegiatan yang ada dianggap ketinggalan zaman. Padahal secara prinsip, pendidikan kepramukaan memiliki tujuan yang luhur. Misalnya tujuan membentuk karakter kaum muda yang memiliki watak, kepribadian dan akhlak mulia. Tujuan itu, cukup relevan dengan fokus pembangunan karakter bangsa yang menjadi prioritas saat ini.  Untuk itu, revitalisasi gerakan pramuka yang telah dicanangkan oleh Presiden sejak 14 Agustus 2006 layak didukung.
Selain tujuan diatas, gerakan ini bertujuan menanamkan semangat kebangsaan agar kaum muda cinta tanah air dan memiliki semangat bela negara. Disamping itu, bertujuan untuk membekali kaum muda dengan berbagai ketrampilan hidup (life skills). Tujuan ini mestinya dapat menjadi  solusi atas fenomena negatif yang saat ini sering kita saksikan, misalnya tawuran, kekerasan di sekolah (bullying), narkoba, dan perilaku buruk lainnya.
Program diatas sejalan dengan pembangunan kepemudaan sesuai amanat UU Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan. Tujuan itu antara lain mewujudkan pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, dan demokratis. Tujuan lainnya adalah membentuk pemuda yang  bertanggungjawab, berdaya saing serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan dan semangat kebangsaan.
Revitalisasi Pramuka
Dalam Seminar Nasional kerjasama Program Pascasarjana Ketahanan Nasional Universitas Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olahrga RI (3/6) lalu, tema diatas menjadi topik pembahasan.  Gerakan pramuka perlu digalakkan kembali dan diperkuat secara kelembagaan. Sesuai ketentuan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kepramukaan termasuk dalam jalur pendidikan nonformal. Gerakan Pramuka lahir berdasarkan Keppres No 238 tahun 1961. Secara institusi, sebenarnya dilihat dari jumlah peserta didik sebanyak 16.374.299 (2008), gerakan kepanduan ini dianggap sebagai yang terbesar di dunia. Jumlah satuan pendidikan (gugus depan), 275.048 dan jumlah pendidik sebanyak 536.908 orang.
Tujuan revitalisasi pramuka adalah memperkuat organisasi Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Selain itu, untuk meningkatkan fungsi gerakan yakni dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan. Dalam lingkup program ini, yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan fungsi penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di gugus depan dan satuan karya (saka). Dalam aspek ini, yang perlu dilakukan adalah penyempurnaan terhadap lima unsur yang terkait pendidikan, yaitu aspek materi, metoda, peserta didik, pendidik serta sarana dan prasarana 
Membangun Karakter
Sering kita mendengar kritik bahwa bangsa ini dianggap kurang memiliki karakter. Budaya gotong royong, kebersamaan, gigih, keramahtamahan dan seterusnya yang dulu kita dengar dalam pelajaran di sekolah makin sulit kita temukan dalam kenyataan.  Sebaliknya, yang muncul dipermukaan adalah fenomena-fenomena negatif. Kekerasan, amuk massa, kericuhan, korupsi, dan seterusnya makin menambah buram wajah bangsa.
Oleh karena itulah, kini perlu dilakukan revitalisasi pembangunan karakter bangsa. Karakter yang diharapkan sesuai amanat UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 adalah karakter tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, dan bertoleran. Selanjutnya adalah karakter  bergotong-royong, patriotik, dinamis dan berbudaya dan berorientasi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi. Kaum muda sebagai pewaris negeri harus mewarisi karakter diatas.
Untuk mewujudkannya, misalnya dapat melalui aktifitas dalam Gerakan Pramuka. Metoda pendidikan kepramukaan adalah proses belajar mengajar yang interaktif dan progresif yang sering menggunakan istilah APK2-T, yaitu dilaksanakan di alam terbuka dalam bentuk permainan yang menantang, menarik dan menyenangkan.  Proses ini dilakukan secara berkelompok dalam satuan terpisah, bersifat kompetitif dan menerapkan sistem tanda kecakapan.
Dalam konteks pembangunan karakter bangsa diatas, Gerakan Pramuka juga memiliki Dasa Darma Pramuka. Prinsip itu mengandung 10 nilai yang patut dipraktekkan, yaitu takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, patriot yang sopan dan ksatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela menolong dan tabah, rajin, trampil dan gembira. Nilai-nilai selanjutnya yaitu hemat, cermat dan bersahaja, disiplin, berani dan setia, bertanggungjawab dan dapat dipercaya, serta suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Prinsip-prinsip diatas secara normatif memang baik dan mulia. Namun dalam rangka revitalisasi Gerakan Pramuka diatas, selain upaya mendorong agar segera dilakukan pembahasan terhadap RUU Gerakan Pramuka, perlu pula dilakukan langkah-langkah yang lebih berani dan progresif. Misalnya bisa melalui perubahan logo atau simbol sebagai bagian dalam penyegaran dan penguatan branding, pelibatan sebanyak mungkin komponen muda dalam  pengurus ditingkat pusat  (Kwarnas), atau bisa pula dengan memilih beberapa public figure yang terpercaya untuk menjadi duta Pramuka.
Salam Pramuka !

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons